Minggu, 08 September 2013
Balon Kakak
"kamu harus menjaganya, seorang kakak hadir untuk menolong adik yang lahir setelahnya" itu kata-kata terakhir ibu padaku. Ia baru saja meninggal kemarin. Tapi bukan itu yang membuatku menggigil, hanya saja ibu mencengkramku dengan sedikit berteriak seolah mengancam.
Jam 2 siang adikku menangis memanggil ibu. Aku bingung, aku bukan lelaki yang suka mengasuh entah bagaimana cara menghentikannya.
Aku bingung jalan begitu sepi. *tring-tring* bunyi sepeda penjual balon. 'Aku mengerti, mengapa tidak ku belikan balon saja' pikirku sambil berlari kecil ke arah penjual balon itu.
"kak, aku ikut" adikku berteriak. Aku diam saja, aku pikir ia takkan berani menyebrang, sampai ku dengar seorang ibu berteriak "hei, nak hati-hati". Belum sempat aku menoleh semua telah terjadi, mungkin ini yang ditakutkan ibu kemarin, adikku yang malang.
---
Jam 4 sore. Sudah 2 jam aku disini. Aku datang ke pemakaman ibu juga saudaraku, hari ini peringatan 10 tahun kematian kakak. Sayang sekali, ia tidak hidup lebih lama. Tapi, ku rasa ia akan suka dengan yang ku bawa, setangkai mawar dan sebuah balon kesukaannya.
Langganan:
Postingan (Atom)